MASJID ISTIQLAL, JAKARTA
Masjid Istiqlal terletak di Jakarta, Indonesia merupakan
masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini bisa menampung lebih daripada
100.000 jamaah. Siap pada 1961, Masjid Istiqlal menjadi monumen penting dan
simbol kemerdekaan bagi masyarakat Indonesia. Karena itulah ia dinamakan
”Istiqlal” (merdeka).
Pembuatan Masjid Istiqlal ini dicetuskan oleh presiden
Abdurrahman wahid bersama dengan KH Wahid Hasyim pada tahun 1950. Dengan meminta
persetujuan Ir. Sukarno pada tanggal 7 desember 1954 terbentuklah Yayasan
Masjid Istiqlal dimulai dengan diadakan sayembara. Adapun dewan juri yang
terlibat antara lain Prof. Ir. Rooseno, Ir. H. Djuanda, Prof. Ir. Suwardi,
Hamka, H. Abubakar Aceh dan Oemar Husein Amin akhirnya pada 5 Juli 1955 memilih
model Frederich Silaban sebagai pemenang untuk seni bina Masjid Istiqlal.
Masjid Istiqlal ini memiliki luas tanah 12 ha dengan luas
bangunan 7 ha. Selain itu terbentang uas lantai sebesar 72.000 m2 dan luas atap
21.000 m2. Pada awalnya Bung Karno
mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman
Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Van Den Bosch pada tahun 1834
yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral
dan Jalan Veteran. Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid
terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu
disekitarnya banyak dikelilingi kampung, selain itu ia juga menganggap pembongkaran
benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit. Namun akhirnya
Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda,
karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk
memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Masjid Istiqlal ini bergaya arsitektur Islam modern. Di balik
gagahnya bangunan Masjid Istiqlal ini, tersirat berbagai simbol ajaran Islam.
Masjid Istiqlal menerapkan prinsip minimalis. Secara umum Masjid Istiqlal
terdiri dari gedung induk, gedung pendahulu dan emper sampingnya, teras
raksasa, dan emper keliling serta menara. Ruang-ruang terbuka atau plaza di
kiri-kanan bangunan utama dengan tiang-tiang lebar di antaranya, dimaksudkan
oleh perancangnya untuk memudahkan sirkulasi udara dan penerangan yang alami
serta mendatangkan kesejukan hati bagi para jamaah yang beribadah.
Kritik Tipikal
Kritik Tipikal, Norma yang didasarkan pada model yang
digeneralisasi untuk satu kategori bangunan yang spesifik.
Adapun elemen dalam kritik typical, antara lain :
a. Struktur
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan
berkait dengan penggunaan material dan pola yang sama.
• - Jenis
bahan
• - Sistem
struktur
• - Sistem
Utilitas dan sebagainya.
b. Fungsi
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain
untuk aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan
sekolah lain yang sama.
• - Kebutuhan
pada ruang kelas
• - Kebutuhan
auditorium
• - Kebutuhan
ruang terbuka, dsb.
c. Bentuk
Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang eksestensial
dan memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada
bangunan lain..
· - Penilaian
secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan
dikembangkan variasinya.
· - Sebagai
contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk-bentuk bangunan
yang monumental pada masa berikutnya.
MASJID ISTIQLAL
Struktur
Dari segi sistem struktur :
- Jumlah tiang pancang keseluruhan 5.138 tiang, termasuk juga 180 tiang pada gedung pendahuluan.
- Seluruh bangunan dengan konstruksi Beton Bertulang.
- Lantai dan dinding, baik dalam maupun luar terbuat dari Marmer, kecuali pada lantai teras raksasa.
- Plafond pada balkon, borde tangga, jendela, terawang, lisplank, kusen, dan tempat wudhu seluruhnya terbuat dari stainles steel seberat 377 ton.
- Kubah berbentuk setengah bola dengan
fasilitas: -Kerangka polyhendra eks Jerman Barat- Konstruksi Beton bertulang garis tengah 45 meter- Ditunjang 12 Tiang kolom bergaris tengah 2,5 meter, dihubungkan dengan beton ring berukuran 2,45 meter- Dipuncak Kubah dipasang lambang bulan Bintang terbuat dari stainlees steel tinggi tiang 17 meter,. Bergaris tengah 3 meter, berat seluruhya 2,5 ton.- Kubah kecil diatas gedung pendahuluan bergaris tengah 8 meter.- Menara, letaknya disebelah timur dengan ketinggian 66,66 meter (melambangkan jumlah ayat alquran. Puncak menara dengan ketinggian 30 meter dan berat 28 ton terletak diatas tempat azan.
Dari segi utilitas dan sebagainya :
- Sarana penunjang kebersihan
- Tempat wudhu sebanyak 600 kran, melayani 600 jamaah secara bersamaan.
- Kamar mandi dan WC tertutup sebanyak 52 kamar yang terdiri atas; Emper Barat dekat menara 12 kamar, Emper Selatan 12 kamar, Emper Timur 28 kamar.
- Lokasi urinoir ada dua tempat yang menampung kurang lebih 80 Orang.
- Sumur Artetis ada tiga buah untuk penyediaan air bersih, berkapasitas 600 liter/menit.
- Air pam untuk penyediaan air bersih, berkapasitas 0,117 m³/menit atau perbulan berkapasitas 5,065 m³.
-
Sarana
penerangan
Sarana penerangan listrik menggunakan PLN, dilengkapi 1 gardu
berkapasitas 1.730 KVA. Untuk menanggulangi pemadaman arus listrik disediakan 3
buah generator, terdiri dari 2 buah berkekuatan 100 KVA, 1 buah berkekuatan 500
KVA.
- Daya yang terpakai rata-rata 151,32 KVA = 151.320 Watt
- AC central 330 unit dengan kapasitas 10.110 KVA
- Lampu TL sebanyak 5.325 Unit = 213 KVA/213.000 Watt
-
Sarana penunjang keamanan
- Metal detektor untuk mengecek benda terlarang di dalam badan dan juga barang bawaan.
- Miror detektor untuk mengecek benda terlarang didalam mobil.
- Security door khusus untuk mengecek benda terlarang yang mungkin ada pada badan/ pakaian seseorang.
- HT yang digunakan sebagai alat komunikasi petugas keamanan
2. Daya Tampung Masjid.
Untuk shalat berjamaah seluruhnya dapat menampung 200.000
jamaah dengan rincian :
- Gedung Utama : 61.000 jamaah
- Gedung Pendahuluan : 8.000 jamaah
- Teras raksasa : 50.000 jamaah
- Koridor dan tempat ainya : 81.000 jamaah
3. Daya tampung parkir, dapat menampung
800 kendaraan.
4. Ruag sidang, Perkantoran, Ruang tunggu, Ruang Pelaksana teknis lainnya menempati lantai dasar dengan luas 25.000 m².
4. Ruag sidang, Perkantoran, Ruang tunggu, Ruang Pelaksana teknis lainnya menempati lantai dasar dengan luas 25.000 m².
Fungsi
Bagian Gedung Masjid Istiqlal:
- Gedung Induk/ Utama dan Balkon bertingkat lima adalah tempat sholat
- Gedung pendahuluan
- Gedung penghubung
- Teras raksasa di lantai dua, dengan luas 19.800 m².
- Koridor di lantai dua
- Lantai dasar tempat perkantoran, seluas 25.000 m²
- Pintu gerbang masuk areal masjid Istiqlal, terdiri dari: - Sebelah Selatan : 3 buah. - Sebelah Timur : 1 buah. - Sebelah Utara : 3 buah
- Pintu Masuk masjid Istiqlal: - Sebelah barat: Pintu Al-malik (Pintu VIP) No 26. - Sebelah
selatan: Pintu Ar-Rahman (no. 31), Pintu Ar Rozak (no. 14), Pintu Al Ghafar
(no. 19)
- Tangga masuk gerbang Utama: - Jumlah tangga menuju lantai utama sebanyak 11 buah, tiga diantaranya berukuran besar, berfungsi sebagai tangga utama. - Tiga buah tangga berukuran besar berukuran lebar 15 meter. - Delapan buah tangga berukuran lebar 3 meter. - Lift khusus penyandang cacat
- Bangunan Penunjang Lainnya: - Gedung tempat pemotongan hewan Qurban, sebelah Timur masjid dengan luas 144 m². - Gedung jaga satpam dan wartel sebelah utara masjid dengan luas 50 m². - Pos jaga satpam, disebelah Timur dan Selatan masjid
Bentuk
Bentuk kotak-kotak yang disusun dengan garis vertikal
terdapat dalam bangunan fasad Masjid Istiqlal. Bangunan ini dipengaruhi gaya
arsitektur Rusia, yaitu dengan bentuk kotak, permainan garis vertikal dan
terdapat kesan kaku juga kokoh. Terlihat megah dengan atap kubah dan minaret
yang terdapat pada area Masjid Istiqlal.
Pengaruh arsitektur Timur Tengah menguatkan identitas Masjid
Istiqlal ini dilihat dari bentuk kubahnya. Bentuk masjid ini sederhana dengan
masa bangunan yang tidak banyak, hanya menggunakan permainan bentuk pada
fasadnya. Bidang kotak–kotak memberikan kesan sederhana, keteraturan, dan juga
konsistensi masjid ini sebagai bangunan dengan konsep minimalis. Lebih dari
itu, bisa juga mengandung filosofi tertentu yang berhubungan dengan aspek
keagamaan, seperti misalnya kesan agung dan luas. Kesan kuat terwujud pada
penggunaan material, yaitu beton. Beton disini sebagai material utama yang memiliki
sifat kuat dan kokoh. Selain itu juga dengan kolom-kolom pada bangunan menambah
kesan kuatnya.
Kesimpulan :
Masjid Istiqlal ini bergaya arsitektur Islam modern dan
menerapkan prinsip minimalis. Secara umum Masjid Istiqlal terdiri dari gedung
induk, gedung pendahulu dan emper sampingnya, teras raksasa, dan emper keliling
serta menara. Ruang-ruang terbuka atau plaza di kiri-kanan bangunan utama
dengan tiang-tiang lebar di antaranya, dimaksudkan oleh perancangnya untuk
memudahkan sirkulasi udara dan penerangan yang alami serta mendatangkan
kesejukan hati bagi para jamaah yang beribadah.
Masjid Istiqlal menggunakan konstruksi Beton Bertulang. Lantai
dan dindingnya, baik dalam maupun luar terbuat dari Marmer, kecuali pada lantai
teras raksasa dan memiliki 5 kubah berbentuk setengah bola.
Bagian dari Masjid Istiqlal, yaitu gedung induk dan Balkon,
gedung pendahuluan, gedung penghubung, teras raksasa di lantai dua, koridor di
lantai dua, antai dasar tempat perkantoran, pintu gerbang masuk areal masjid,
pintu masuk masjid, tangga, dan bangunan penunjang lainnya.
Masjid istiqlal memiliki bentuk kotak-kotak yang disusun
dengan garis vertikal terdapat dalam bangunan fasad Masjid Istiqlal. Bangunan
ini dipengaruhi gaya arsitektur Rusia, yaitu dengan bentuk kotak, permainan
garis vertikal dan terdapat kesan kaku juga kokoh.
sumber: http://mayamarsela.blogspot.co.id/2014/01/tugas-1-pendekatan-kritik-arsitektur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar