Selasa, 04 April 2017

Konservasi Arsitektur

BAB II
TELAAH PUSTAKA


Preservasi merupakan gerakan pelestarian yang dapat dilakukan oleh beberapa bidang ilmu seperti Lingkungan, Budaya, Arsitektur dan lain-lain. Kegiatan ini merupakan pekerjaan yang cukup kompleks, namun akan berhasil baik jika dilakukan secara terintegrasi pada bebarapa bidang.
Pendekatan dan metode pelestarian menurut Charter (1981) dan Catanese dan Snyder ( 1979) : Preservasi adalah upaya melindungi bangunan-bangunan, monument dan lingkungan dari kerusakan serta mencegah proses kerusakannya. Dalam Piagam Burra disebutkan bahwa preservasi adalah pemeliharaan suatu tempat tetap sesuai aslinya serta mencegah kerusakan. Preservasi menjadi paying semua kegiatan preservasi.

Artikel:
 “Kebun Raya Bogor Siapkan Beragam Solusi untuk Atasi Persoalan Sampah”
Kota Bogor, Humas LIPI. Persoalan sampah di Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) atau sering disebut Kebun Raya Bogor memang perlu mendapatkan perhatian signifikan. Lihat saja, pihak Kebun Raya Bogor mencatat bahwa rata-rata terkumpul 10 ton sampah per tahun, bahkan trennya semakin meningkat setiap tahun.
 Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI mengungkapkan, perlu beragam solusi untuk mengatasi persoalan ini. "Kebun Raya Bogor menghadapi masalah sampah anorganik dari pengunjung, terutama sampah plastik dan kaleng. Banyak pengunjung meninggalkan sampah berserakan, membuat Kebun Raya tidak nyaman dipandang mata," katanya dalam kegiatan Festival Peduli Sampah 2017 di Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (25/2).
Oleh karena itu, Enny menyebutkan, pihaknya saat ini tengah berupaya dengan berbagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah dari hal terkecil dengan memunculkan kesadaran sikap dan perilaku pengunjung untuk menjaga kebersihan kawasan Kebun Raya Bogor dari sampah.
 Kepala PKT Kebun Raya LIPI, Didik Widyatmoko menyambung, solusi lainnya yang akan dilakukan adalah mengolah sampah anorganik agar memiliki nilai ekonomis, sekaligus meminimalisir sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). “Kami ingin membuat sampah-sampah plastik ini jadi lebih bermanfaat dengan daur ulang. Ini juga bagian dari edukasi ke masyarakat, bahwa sampah juga bisa diolah dan dapat mendatangkan mata pencaharian,” ungkapnya.
 Sayangnya, proses daur ulang masih terkendala dengan alat, khususnya alat pencacah sampah plastik. Pihak Kebun Raya Bogor masih belum memiliki alat instalasi pengolah sampah anorganik ini. Namun demikian, Didik katakan, pihaknya akan mengalokasikan anggaran untuk alat instalasi tersebut. “Kami juga akan menggandeng Pemerintah Kota Bogor dalam pengelolaan sampah ini,” sambungnya.
 Tidak hanya itu saja, Kebun Raya Bogor juga akan menggandeng sejumlah komunitas peduli sampah untuk mengatasi persoalan sampah dan daur ulangnya. Kemudian, juga menggalakkan pendidikan lingkungan kepada masyarakat agar memiliki kesadaran malu membuang sampah sembarangan.
Dikatakan Didik tak hanya mengenai sampah saja, pihaknya melakukan kombinasi pula berupa pembagian 10.000 bibit tanaman secara gratis kepada masyarakt yang sudah dilakukan tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan disamping hidup terbebas dari sampah, masyarakat pun dapat menikmati hidup secara sehat. (dnh/ed: pwd)Kota Bogor, Humas LIPI. Persoalan sampah di Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) atau sering disebut Kebun Raya Bogor memang perlu mendapatkan perhatian signifikan. Lihat saja, pihak Kebun Raya Bogor mencatat bahwa rata-rata terkumpul 10 ton sampah per tahun, bahkan trennya semakin meningkat setiap tahun. (http://lipi.go.id/berita/kebun-raya-bogor-siapkan-beragam-solusi-untuk-atasi-persoalan-sampah/17753)

Dari artikel tersebut diperoleh bahwa salah satu masalah yang dihadapi pada Kebun Raya Bogor adalah masalah sampah atau lebih umumnya yaitu masalah lingkungan. Maka upaya pelestarian yang sesuai untuk Kebun Raya Bogor adalah upaya preservasi.
Upaya preservasi dipilih karena kegiatan tersebut berupa upaya-upaya yang dilakukan untuk melindungi bangunan-bangunan, monument dan lingkungan dari kerusakan serta mencegah proses kerusakannya. Karna lingkungan yang tercemar oleh sampah yang ada, maka upaya preservasi yang digunakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar