Rabu, 09 November 2016

Kritik Arsitektur - Masjid Istiqlal

MASJID ISTIQLAL, JAKARTA


Masjid Istiqlal terletak di Jakarta, Indonesia merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini bisa menampung lebih daripada 100.000 jamaah. Siap pada 1961, Masjid Istiqlal menjadi monumen penting dan simbol kemerdekaan bagi masyarakat Indonesia. Karena itulah ia dinamakan ”Istiqlal” (merdeka).

Pembuatan Masjid Istiqlal ini dicetuskan oleh presiden Abdurrahman wahid bersama dengan KH Wahid Hasyim pada tahun 1950. Dengan meminta persetujuan Ir. Sukarno pada tanggal 7 desember 1954 terbentuklah Yayasan Masjid Istiqlal dimulai dengan diadakan sayembara. Adapun dewan juri yang terlibat antara lain Prof. Ir. Rooseno, Ir. H. Djuanda, Prof. Ir. Suwardi, Hamka, H. Abubakar Aceh dan Oemar Husein Amin akhirnya pada 5 Juli 1955 memilih model Frederich Silaban sebagai pemenang untuk seni bina Masjid Istiqlal.

Masjid Istiqlal ini memiliki luas tanah 12 ha dengan luas bangunan 7 ha. Selain itu terbentang uas lantai sebesar 72.000 m2 dan luas atap 21.000 m2.  Pada awalnya Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Van Den Bosch pada tahun 1834 yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran. Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu disekitarnya banyak dikelilingi kampung, selain itu ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit. Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda, karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.


Masjid Istiqlal ini bergaya arsitektur Islam modern. Di balik gagahnya bangunan Masjid Istiqlal ini, tersirat berbagai simbol ajaran Islam. Masjid Istiqlal menerapkan prinsip minimalis. Secara umum Masjid Istiqlal terdiri dari gedung induk, gedung pendahulu dan emper sampingnya, teras raksasa, dan emper keliling serta menara. Ruang-ruang terbuka atau plaza di kiri-kanan bangunan utama dengan tiang-tiang lebar di antaranya, dimaksudkan oleh perancangnya untuk memudahkan sirkulasi udara dan penerangan yang alami serta mendatangkan kesejukan hati bagi para jamaah yang beribadah.

Kritik Tipikal

Kritik Tipikal, Norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan yang spesifik.
Adapun elemen dalam kritik typical, antara lain :

a. Struktur
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan berkait dengan penggunaan material dan pola yang sama.
        - Jenis bahan
        - Sistem struktur
        - Sistem Utilitas dan sebagainya.

b. Fungsi
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain untuk aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sama.
       -  Kebutuhan pada ruang kelas
       -  Kebutuhan auditorium
       -  Kebutuhan ruang terbuka, dsb.

c. Bentuk
Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang eksestensial dan memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain..
·  - Penilaian secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan dikembangkan variasinya.
·   - Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk-bentuk bangunan yang monumental pada masa berikutnya.


MASJID ISTIQLAL

Struktur
Dari segi sistem struktur :
  • Jumlah tiang pancang keseluruhan 5.138 tiang, termasuk juga 180 tiang pada gedung pendahuluan.
  • Seluruh bangunan dengan konstruksi Beton Bertulang.
  • Lantai dan dinding, baik dalam maupun luar terbuat dari Marmer, kecuali pada lantai teras raksasa.
  • Plafond pada balkon, borde tangga, jendela, terawang, lisplank, kusen, dan tempat wudhu seluruhnya terbuat dari stainles steel seberat 377 ton.
  • Kubah berbentuk setengah bola dengan fasilitas: -Kerangka polyhendra eks Jerman Barat
    -  Konstruksi Beton bertulang garis tengah 45 meter
    - Ditunjang 12 Tiang kolom bergaris tengah 2,5 meter, dihubungkan dengan beton ring berukuran 2,45 meter
    -  Dipuncak Kubah dipasang lambang bulan Bintang terbuat dari stainlees steel tinggi tiang 17 meter,. Bergaris tengah 3 meter, berat seluruhya 2,5 ton.
    -    Kubah kecil diatas gedung pendahuluan bergaris tengah 8 meter.
    -  Menara, letaknya disebelah timur dengan ketinggian 66,66 meter (melambangkan jumlah ayat alquran. Puncak menara dengan ketinggian 30 meter dan berat 28 ton terletak diatas tempat azan.

Dari segi  utilitas dan sebagainya :

1. Sarana dan Prasarana masjid Istiqlal
-          Sarana penunjang kebersihan 
  • Tempat wudhu sebanyak 600 kran, melayani 600 jamaah secara bersamaan.
  •  Kamar mandi dan WC tertutup sebanyak 52 kamar yang terdiri atas; Emper Barat dekat menara 12 kamar, Emper Selatan 12 kamar, Emper Timur 28 kamar.
  • Lokasi urinoir ada dua tempat yang menampung kurang lebih 80 Orang.
  • Sumur Artetis ada tiga buah untuk penyediaan air bersih, berkapasitas 600 liter/menit.
  • Air pam untuk penyediaan air bersih, berkapasitas 0,117 m³/menit atau perbulan berkapasitas 5,065 m³. 
-          Sarana penerangan

Sarana penerangan listrik menggunakan PLN, dilengkapi 1 gardu berkapasitas 1.730 KVA. Untuk menanggulangi pemadaman arus listrik disediakan 3 buah generator, terdiri dari 2 buah berkekuatan 100 KVA, 1 buah berkekuatan 500 KVA.
  • Daya yang terpakai rata-rata 151,32 KVA = 151.320 Watt
  •  AC central 330 unit dengan kapasitas 10.110 KVA
  • Lampu TL sebanyak 5.325 Unit = 213 KVA/213.000 Watt
-          Sarana penunjang keamanan
  • Metal detektor untuk mengecek benda terlarang di dalam badan dan juga barang bawaan.
  • Miror detektor untuk mengecek benda terlarang didalam mobil.
  • Security door khusus untuk mengecek benda terlarang yang mungkin ada pada badan/ pakaian seseorang.
  • HT yang digunakan sebagai alat komunikasi petugas keamanan

2.  Daya Tampung Masjid.

Untuk shalat berjamaah seluruhnya dapat menampung 200.000 jamaah dengan rincian :

- Gedung Utama : 61.000 jamaah
- Gedung Pendahuluan : 8.000 jamaah
- Teras raksasa : 50.000 jamaah
- Koridor dan tempat ainya : 81.000 jamaah


3. Daya tampung parkir, dapat menampung 800 kendaraan.

4.  Ruag sidang, Perkantoran, Ruang tunggu, Ruang Pelaksana teknis lainnya menempati lantai dasar dengan luas 25.000 m².


Fungsi

Bagian Gedung Masjid Istiqlal:
  1. Gedung Induk/ Utama dan Balkon bertingkat lima adalah tempat sholat
  2. Gedung pendahuluan
  3. Gedung penghubung
  4. Teras raksasa di lantai dua, dengan luas 19.800 m².
  5. Koridor di lantai dua
  6. Lantai dasar tempat perkantoran, seluas 25.000 m²
  7. Pintu gerbang masuk areal masjid Istiqlal, terdiri dari: - Sebelah Selatan : 3 buah.  - Sebelah Timur : 1 buah. - Sebelah Utara : 3 buah
  8. Pintu Masuk masjid Istiqlal: -    Sebelah barat: Pintu Al-malik (Pintu VIP) No 26. - Sebelah selatan: Pintu Ar-Rahman (no. 31), Pintu Ar Rozak (no. 14), Pintu Al Ghafar (no. 19)
  9. Tangga masuk gerbang Utama: - Jumlah tangga menuju lantai utama sebanyak 11 buah, tiga diantaranya berukuran besar, berfungsi sebagai tangga utama. - Tiga buah tangga berukuran besar berukuran lebar 15 meter. - Delapan buah tangga berukuran lebar 3 meter. - Lift khusus penyandang cacat
  10. Bangunan Penunjang Lainnya: -          Gedung tempat pemotongan hewan Qurban, sebelah Timur masjid dengan luas 144 m². - Gedung jaga satpam dan wartel sebelah utara masjid dengan luas 50 m². - Pos jaga satpam, disebelah Timur dan Selatan masjid


Bentuk

Bentuk kotak-kotak yang disusun dengan garis vertikal terdapat dalam bangunan fasad Masjid Istiqlal. Bangunan ini dipengaruhi gaya arsitektur Rusia, yaitu dengan bentuk kotak, permainan garis vertikal dan terdapat kesan kaku juga kokoh. Terlihat megah dengan atap kubah dan minaret yang terdapat pada area Masjid Istiqlal.

Pengaruh arsitektur Timur Tengah menguatkan identitas Masjid Istiqlal ini dilihat dari bentuk kubahnya. Bentuk masjid ini sederhana dengan masa bangunan yang tidak banyak, hanya menggunakan permainan bentuk pada fasadnya. Bidang kotak–kotak memberikan kesan sederhana, keteraturan, dan juga konsistensi masjid ini sebagai bangunan dengan konsep minimalis. Lebih dari itu, bisa juga mengandung filosofi tertentu yang berhubungan dengan aspek keagamaan, seperti misalnya kesan agung dan luas. Kesan kuat terwujud pada penggunaan material, yaitu beton. Beton disini sebagai material utama yang memiliki sifat kuat dan kokoh. Selain itu juga dengan kolom-kolom pada bangunan menambah kesan kuatnya.


Kesimpulan :
Masjid Istiqlal ini bergaya arsitektur Islam modern dan menerapkan prinsip minimalis. Secara umum Masjid Istiqlal terdiri dari gedung induk, gedung pendahulu dan emper sampingnya, teras raksasa, dan emper keliling serta menara. Ruang-ruang terbuka atau plaza di kiri-kanan bangunan utama dengan tiang-tiang lebar di antaranya, dimaksudkan oleh perancangnya untuk memudahkan sirkulasi udara dan penerangan yang alami serta mendatangkan kesejukan hati bagi para jamaah yang beribadah.

Masjid Istiqlal menggunakan konstruksi Beton Bertulang. Lantai dan dindingnya, baik dalam maupun luar terbuat dari Marmer, kecuali pada lantai teras raksasa dan memiliki 5 kubah berbentuk setengah bola.

Bagian dari Masjid Istiqlal, yaitu gedung induk dan Balkon, gedung pendahuluan, gedung penghubung, teras raksasa di lantai dua, koridor di lantai dua, antai dasar tempat perkantoran, pintu gerbang masuk areal masjid, pintu masuk masjid, tangga, dan bangunan penunjang lainnya.

Masjid istiqlal memiliki bentuk kotak-kotak yang disusun dengan garis vertikal terdapat dalam bangunan fasad Masjid Istiqlal. Bangunan ini dipengaruhi gaya arsitektur Rusia, yaitu dengan bentuk kotak, permainan garis vertikal dan terdapat kesan kaku juga kokoh.



sumber: http://mayamarsela.blogspot.co.id/2014/01/tugas-1-pendekatan-kritik-arsitektur.html