Jumat, 26 September 2014

GREEN BUILDING



Pengertian Green Building
Pengertian Green Building dalam konteks arsitektur bangunan tidak terlepas dengan pengertian arsitektur bioklimatik, arsitektur ramah lingkungan maupun arsitektur hemat energi. Karena untuk menuju kualifikasi bangunan hijau, suatu produk konstruksi bangunan gedung tentu saja perlu bersifat ramah lingkungan dan hemat energi, dimana pendekatan bioklimatik bisa dipakai sebagai dasar konsep desain. Arsitektur bioklimatik adalah suatu konsep terpadu pada rancangan bangunan dimana struktur, ruang, dan kosntruksi bangunan tersebut dapat menjamin adanya kondisi nyaman bagi penghuninya.Penggunaan perangkat elektro-mekanik dan energi tak terbarukan adalah seminimal mungkin, sebaliknya memaksimalkan pemanfaatan energi dari alam sekitar bangunan tersebut. (ENEA , IN-ARCH, 1989)
Dengan demikian, maka pendekatan bioklimatik pada desain arsitektur pada hakekatnya bertitik tolak dari dua hal fundamental untuk menentukan strategi desain yang responsif terhadap lingkungan global yaitu kondisi kenyamanan manusia dan penggunaan energi secara pasif (J Priatman,1997)
Secara umum definisi bangunan hijau menurut Office of the Federal Environmental Executive (AS), adalah bangunan yang meningkatkan efisiensi bangunan dan lahannya terhadap penggunaan energi, air, dan bahan, dan mengurangi dampak negative terhadap kesehatan, lingkungan melalui penataan tapak, desain, konstruksi, operasional, pemeliharaan serta akibat produk limbahnya.
Sepadan dengan pengertian menurut GBCI (Green Building Council Indonesia, 2010), bahwa bangunan hijau (green building) adalah bangunan baru yang direncanakan dan dilaksanakan atau bangunan sudah terbangun yang dioperasikan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan/ekosistem dan memenuhi kinerja: bijak guna lahan, hemat air, hemat energi, hemat bahan kurangi limbah, kualitas udara dalam ruangan.
Adapun pengertian menurut India Green Building Council, bahwa bangunan hijau harus hemat air, efisiensi energi, mengkonservasi sumber daya alam, mengurangi limbah, memberikan ruangan lebih sehat dibandingkan dengan bangunan konvensional. Namun secara lebih teknis, bahwa suatu bangun arsitektur dikatakan tergolong dalam klasifikasi arsitektur atau bangunan hijau secara “terukur” apabila memiliki kapasitas atau kinerja “terukur” yakni untuk meminimalkan produksi ekuivalen CO2, baik ditinjau dari segi desain, saat pelaksanaan konstruksi maupun saat beroperasi. Pada saat beroperasinya bangunan, indikator konsumsi energi listrik dalam satuan kWh dikonversikan kedalam produk kg CO2, sehingga semakin hemat energi listrik maka semakin baik kontribusinya untuk turut meredam peningkatan pemanasan global, dan menyumbangkan suatu nilai tertentu dalam proses kuantifikasi suatu bangunan agar termasuk dalam kualifikasi “bangunan hijau” dengan rating atau star tertentu.
Di Negara-negara yang telah menerapkan Green Building ada 6 kriteria yang diukur, yakni :
         Pengolahan lahan sekitar,
         Penggunaan air,
         Penggunaan energi, material dan dari mana sumber material itu,
         Kualitas di dalam ruangan, dan inovasi.
Masing-masing kriteria ini dibagi-bagi lagi menjadi beberapa poin. Tiap poinnya diberi nilai yang berbeda. Jika satu gedung mampu mengumpulkan nilai sejumlah tertentu, barulah ia bisa diberikan sertifikat green building.
Dalam Wikipedia, green building dapat disebut juga green construction atau sustainable building. mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien sepanjang siklus hidup bangunan: dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan pembongkaran. Di bidang arsitektur dan teknik sipil, konstruksi (construction) adalah suatu proses yang terdiri dari membangun atau perakitan infrastruktur.

Ciri Bangunan Green Building
Green building dapat dicirikan sebagai bangunan yang :
          Menggunakan energi yang seminimal mungkin.
          Memanfaatkan ruang alam
          Menggunakan energi yang dapat diperbaharui
          Menggunakan bahan yang bersifat ramah lingkungan
          Menggunakan bahan atau material yang bersifat reuse, reduce, dan recycle.
     Sistem gedung yang menghasilkan limbah yang dalam batas toleransi berdasarkan aspek lingkungan hidup.
Bangunan hijau didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada kesehatan manusia dan alam, melalui :
  • Efesiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lain
  • Perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja
  • Mereduksi limbah / buangan padat, cair dan gas
  • Mengurangi polusi / pencemaran padat, cair dan gas serta mereduksi kerusakan lingkungan

Konsep Green Building
Arti yang sebenarnya green building tersebut yaitu sebuah konsep tentang merencanakan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan.
Konsep serupa adalah natural building, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk berfokus pada penggunaan material-material yang digunakan yaitu material-material yang tersedia secara lokal. Konsep ini ada untuk dapat memenuhi kebutuhan generasi-generasi berikutnya mulai dari sekarang.
Konsep green building ini berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa aspek, yaitu:

1. Life cycle assessment (Uji AMDAL)

Dalam melakukan suatu perencanaan bangunan seharusnya melakukan kajian AMDAL apakah dalam pengadaan bangunan tersebut dapat mempengaruhi lingkungan sekitar baik itu segi sosial, ekonomi ataupun alam sekitar. Karena jika itu memberikan pengaruh yang cukup besar maka bangunan tersebut sudah menyalahi konsep dasar dari green building.

2. Efisiensi Desain Struktur

Dasar dalam setiap proyek konstruksi bermula pada tahap konsep dan desain. dalam Tahap konsep, pada  kenyataannya ini merupakan salah satu langkah utama dalam proyek yang memiliki dampak terbesar pada biaya dan kinerja proyek. Tujuan utama adalah merencanakan bangungan yang memiliki konsep green building adalah untuk meminimalkan dampak yang akan disebabkan dalam bangunan tersebut baik itu selama pelaksanaan dan selama penggunaan. Perencanaan bangunan gedung yang tidak efisien dalam struktur juga memberikan efek buruk terhadap lingkungan, yaitu pemakaian bahan bangunan yang sangat banyak sehingga terjadi pemborosan.

3. Efisiensi Energi

Green Building sering mencakup langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi energi – baik energi yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti kondisi bangunan yang segi mudahnya angin dan sinar matahari yang mudah masuk kedalam bangunan.. Selain itu selain segi operasional, segi pelaksanaan juga harus diperhatikan. Studi LCI US Database Proyek bangunan yang menunjukkan dibangun dengan kayu akan menghasilkan energi pempuangan yang lebih rendah daripada bangunan gedung yang bahan bangunannya menggunakan dengan batu bata, beton atau baja.
Untuk mengurangi penggunaan energi operasi, penggunaan jendela yang se-efisiensi mungkin dan insulasi pada dinding, plafon atau tempat masuknya aliran udara ke dalam bangunan gedung. Strategi lain, desain bangunan surya pasif, sering dilaksanakan di rumah-rumah rendah energi. Penempatan jendela yang efektif (pencahayaan) dapat memberikan cahaya lebih alami dan mengurangi kebutuhan penerangan listrik di siang hari.
4. Efisiensi Air

Konsep green building juga memperhatikan mengenai penggunaan air. Sekarang, banyak konsep desain rumah yang mengabaikan tentang penggunaan air. Mostly, rumah-rumah mengandalkan penggunaan air tanah yang berasal dari sumur dangkal ataupun dalam tanpa memberikan maasukan tambahan air kepada tanah yang berakibat turunnya permukaan air tanah dan turunnya permukaan tanah permukaan. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuat penyimpanan atau memberikan asupan air kepada tanah di lingkungan yang ada disekitarnya. Solusinya yaitu dengan membuat tandon air penadah hujan di bawah tanah atau membuat sumur resapan penadah air hujan. Sistem penadah hujan yang mana ketika air turun di atas bangunan gedung yang kemudian direkayasa sedemikian rupa sehingga direncanakan air akan berkumpul pada satu tempat dan dialirkan menuju sumur resapan untuk menghindari terjadinya penurunan permukaan air tanah.

      5. Efisiensi Material

Berbicara mengenai bangunan maka akan menjurus kepada penggunaan material yang ada. Hal ini ada hubungannya dengan efisiensi dari desain struktur. Selain struktur, segi arsitektural juga diperhatikan seperti penggunaan dinding yang terlalu tebal, penggunaan material yang berat yang memberikan efek pada kekuatan struktur yang lebih dll. Sehingga semakin banyak material yang digunakan maka akan memberikan efek kepada pengeluaran dana, impact terhadap lingkungan, pengeluaran energi dalam konstruksi, dll.


Penerapan Aspek Green Building
Penerapan aspek Green Building dari segi design bangunan yaitu :
  1. Bentuk dan Orientasi Bagunan
Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum memiliki bentuk massa bangunan yang tipis, baik secara vertikal maupun horizontal. Sisi tipis di puncak gedung didesain agar mampu menjadi shading bagi sisi bangunan dibawahnya sehingga dapat membuat bagian tersebut menjadi lebih sejuk. Pada desain gedung ini memiliki area opening yang lebih banyak di sisi timur. hal ini dikarenakan cahaya pada sore hari (matahari barat) lebih bersifat panas dan menyilaukan.

  1. Shading & Reflektor
Shading light shelf bermanfaat mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung namun tetap memasukan cahaya dengan efisien. Dengan light shelf, cahaya yang masuk kedalam bangunan dipantulkan ke ceilin. Panjang shading pada sisi luar light shelf ditentukan sehingga sinar matahari tidak menyilaukan aktifitas manusia di dalamnya. Cahaya yang masuk dan dipantulkan ke ceiling tidak akan menyilaukan namun tetap mampu memberikan cahaya yang cukup.

  1. Sistem Penerangan
Sistem penerangan dalam bangunan menggunakan intelegent lighting system yang dikendalikan oleh main control panel sehingga nyala lampu dimatikan secara otomatis oleh motion sensor & lux sensor. Dengan begitu, penghematan energy dari penerangan ruang akan mudah dilakukan.

  1. Water Recycling System
Water Recycling System berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan flushing toilet ataupun sistem penyiraman tanaman. Dengan sistem ini, penggunaan air bersih dapat dihemat dan menjadi salah satu aspek penting untuk menunjang konsep green building.


Material Yang Digunakan Green Building
Penggunaan material bangunan yang sesuai dengan penerapan bangunan hijau (green building) memiliki peranan untuk menekan pemanasan global. Infrastruktur bangunan dengan kesesuaian bahan material menjadi elemen penting dalam membentuk konsep green building.            
            Setiap rancangan infrastruktur dengan bahan materialnya memiliki pengaruh terhadap koefisien lingkungan.Penggunaan bahan material yang sesuai akan menciptakan bangunan yang efisien dalam memanfaatkan sumber energi,seperti air,cahaya,dan listrik. Perkembangan desain struktur rumah dan gedung yang cepat juga turut memengaruhi perkembangan penggunaan bahan material.
Lima kriteria yang mesti dicermati di sebuah green building, berlaku untuk semua jenis bangunan :
1. Sustainable site.
Di sini, pengadaan lahan  untuk sebuah kompleks hunian tak boleh menciderai lingkungan. Lokasi tersebut tak boleh meraibkan sebuah  sawah ataupun ladang yang menjadi tempat parkir air. Bagaimanapun, lokasi tersebut sebaiknya sudah punya jalan akses dan sarana transportasi memadai. Itu agar ekologi tak terciderai proses pembuatan jalan. Lantas, proses pembukaan lahan tersebut perlu diperhatikan. Kalau dengan cara membabat habis lahan lantas menanam pohon baru, berarti kriteria pertama ini kurang diperhatikan. Efisiensi lahan juga perlu diperhatikan. Rumah berpenghuni empat orang sudah tentu tak perlu seluas 1.000 m2.

2. Water efficient.
Lebih baik sebuah rumah didesain hemat energi sedari awal. Contoh: menggunakan air hujan ataupun air hujan yang diolah kembali, serta menggunakan kloset irit air.

3. Indoor environmental quality.
Sebuah hunian lebih baik tak menggunakan bahan-bahan  bangunan yang menimbulkan polusi, antara lain cat yang menimbulkan polusi udara atau karpet yang proses pembuatannya menggunakan gas beracun. 

4. Energy and atmosphere.
Di sini, sebuah hunian mesti dirancang hemat energi, antara lain dirancang agar tak banyak menggunakan pendingin udara. Terkait itu, di iklim subtropis seperti Indonesia, ventilasi yang lebar-banyak  bisa dimanfaatkan untuk menurunkan suhu ruangan.

5. Material resource.
Satu ciri green building adalah menggunakan material bangunan ramah lingkungan. Itu antara lain sedapat mungkin mengurangi bahan impor. Sebab, bahan impor otomatis melahap banyak energi dalam pengiriman. Pun, satu hunian lebih baik tak  menggunakan material yang perlu waktu lama untuk dibarui seperti kayu jati; sedapat mungkin, material daur ulang digunakan.
Konsep reduce-reuse-recycle adalah cara efektif dalam mengaplikasikan gaya hidup ramah lingkungan. Dengan menerapkan ketiganya secara konsisten di seluruh elemen bangunan, terciptalah produk arsitektur hijau yang diidamkan.
-          - Reduce
Reduce berarti mengurangi penggunaan bahan-bahan yang memiliki dampak terhadap lingkungan. Salah satunya kayu, yang semakin menipis persediaannya akibat penebangan liar. Untuk itu desain rumah ini dibuat dengjan material yang mudah didapat dan diperbarui.
Reduce juga berarti hemat energi. Desain rumah ini memiliki banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami agar tidak perlu menggunakan lampu dan pendingin udara pada siang hari.
-          - Reuse
Arsitek memanfaatkan kembali material kontainer sebagai dinding. Penggunaan kontainer dianggap lebih efisien, efektif secara ruang, dan lebih ringan. Ruangan-ruangannya dapat didesain fleksibel. Pengguna ruang juga dapat menggeser dinding kontainer untuk mendapatkan atau menambah fungsi ruang baru tanpa mengurangi sirkulasi udara dan pencahayaan langsung ke ruangan.
-           - Recycle
Rumah ini menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang, seperti semen, batu bata, aluminium, kaca, dan keramik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk optimalisasi terhadap penggunaan bahan baku alternatif dan mengurangi pemakaian sumber daya alam yang sulit diperbarui.
-          - Renewable sources
Dimana segalanya diperoleh dari alam, yang telah dikelola dan dipanen secara berkelanjutan atau diperoleh secara local untuk mengurangi biaya transportasi, serta diselamatkan dari bahan reklamasi di lokasi terdekat.


Manfaat Green Building
Manfaat yang diperoleh dari green building :
A. Manfaat lingkungan
         Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
         Memperbaiki kualitas udara
         Memperbaiki kualitas air
         Mereduksi limbah
         Konservasi sumber daya alam
B. Manfaat Ekonomi
         Mereduksi biaya operasional
         Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
         Meningkatkan produktivitas penghuni
         Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi
C. Manfaat Sosial
         Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
         Meningkatkan kualitas estetika
         Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal
         Meningkatkan kualitas hidup keseluruhan


Contoh Green Building
Permintaan untuk mengadopsi sumber energi hijau dalam kehidupan sehari-hari telah mendorong banyak arsitek untuk merancang gedung pencakar langit yang dapat menggunakan sumber energi yang dapat diperbarui. Atap bangunan ini menggunakan sinar matahari dan sumber energi hijau lainnya. Berikut adalah daftar gedung dengan konsep berkelanjutan yang dirancang untuk memiliki atap hijau:
1. Cactus Building di Qatar
Estetika arsitek GO Group telah merancang struktur kaktus-terinspirasi energi-efisien untuk pemerintah Qatar. Bangunan ini beberapa fitur cerdas nuansa yang membuka dan menutup sesuai dengan kekuatan matahari. Bangunan hijau memiliki kubah botani juga.


2. Waldspirale di Jerman
Waldspirale merupakan sebuah apartemen di Darmstadt, Jerman, dibangun tahun 1990-an. Namanya berarti spiral berpohon, merefleksikan plan dari bangunan itu dan juga memiliki taman di atas atapnya. Arsiteknya Heinz M. Springmann, bangunan ini selesai dibangun tahun 2000 
 

3. Roof Garden on Fifth Ave di New York
Ini taman di sebuah bangunan di Fifth Ave, New York City. Konon pada adegan film spiderman bersama kekasihnya diambil di lokasi ini.


4. City Hall building di Chicago

Untuk menghemat energi dan uang untuk biaya pendingin ruangan saat musim panas, sebuat taman hijau dicptakan di atas bangunan City Hall Chicago tahun 2000. Saat ini ribuan jenis tenaman tumbuh di sini dengan lebih dari 150 species tanaman dan sanggup menghemat tagihan utilitas hingga $5000 dollar per-tahunnya.




Sumber:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar